Mutasi gen BRCA menjadi salah satu faktor risiko utama kanker payudara turunan. Menurut National Cancer Institute, wanita dengan mutasi BRCA1/BRCA2 memiliki risiko 45-72% terkena kanker payudara sebelum usia 80 tahun. Yuk, simak penjelasan lengkapnya dan pilihan pengobatan terkini di AHCC (Adi Husada Cancer Center) Surabaya!
Apa Itu Gen BRCA1 dan BRCA2?
Gen BRCA (BReast CAncer gene) adalah gen yang bertugas memperbaiki kerusakan DNA dan menjaga kestabilan sel. Mutasi pada gen ini membuat tubuh tidak mampu mencegah pertumbuhan sel abnormal, sehingga risiko kanker meningkat.
Infografis:
- BRCA1: Terkait dengan risiko kanker payudara dan ovarium.
- BRCA2: Risiko kanker payudara (pria & wanita) dan pankreas.
Perbedaan Mutasi BRCA1 vs BRCA2
Parameter | BRCA1 | BRCA2 |
---|---|---|
Lokasi Gen | Kromosom 17 | Kromosom 13 |
Risiko Kanker | 55-72% (payudara), 39-44% (ovarium) | 45-69% (payudara), 11-17% (ovarium) |
Kanker Lain | Prostat, pankreas | Prostat, pankreas, melanoma |
Sumber: Journal of Clinical Oncology
Siapa yang Perlu Tes Genetik BRCA?
Tes genetik direkomendasikan untuk individu dengan:
- Riwayat keluarga kanker payudara/ovarium di bawah usia 50 tahun.
- Riwayat kanker payudara pria dalam keluarga.
- Diagnosis kanker payudara triple-negatif sebelum usia 60 tahun.
Data Medis:
- Sekitar 10% kasus kanker payudara bersifat herediter, dan 45% di antaranya disebabkan mutasi BRCA (WHO).
Pilihan Pengobatan untuk Pasien BRCA-Positif di AHCC Surabaya
Pasien dengan mutasi BRCA memerlukan pendekatan pengobatan khusus. AHCC Surabaya menyediakan terapi personalisasi berbasis genetika dan teknologi terkini.
1. Radioterapi Presisi Tinggi
Mutasi BRCA membuat sel kanker lebih sensitif terhadap radiasi. AHCC menggunakan:
- VMAT (Volumetric Modulated Arc Therapy): Membidik tumor dengan akurasi tinggi, cocok untuk kanker agresif.
- IMRT (Intensity-Modulated Radiation Therapy): Menghindari kerusakan jaringan sehat sekitar tumor.
- 3D-CRT: Untuk kasus metastasis atau tumor kecil.
2. Kemoterapi Target
Obat seperti PARP inhibitor (Contoh: Olaparib) efektif menghambat pertumbuhan sel BRCA-positif.
Studi Kasus:
Penelitian di New England Journal of Medicine menunjukkan, PARP inhibitor meningkatkan kelangsungan hidup pasien BRCA-positif hingga 65%.
3. Imunoterapi
Mengaktifkan sistem imun untuk melawan sel kanker, terutama pada kasus stadium lanjut.
Pencegahan untuk Pembawa Mutasi BRCA
1. Profilaksis Bedah
- Mastektomi preventif (seperti Angelina Jolie) mengurangi risiko kanker payudara hingga 90%.
- Ooforektomi (pengangkatan ovarium) untuk mencegah kanker ovarium.
2. Skrining Intensif
- Mamografi dan MRI payudara setiap 6 bulan.
- Tes darah CA-125 dan USG transvaginal untuk deteksi kanker ovarium.
- Konseling genetik → 2. Tes darah → 3. Rencana pencegahan/pengobatan.
Keunggulan Pengobatan di AHCC Surabaya
- Tim Ahli Genetika: Konseling dan interpretasi hasil tes BRCA.
- Teknologi Terkini: VMAT, IMRT, dan alat diagnostik genomik.
- Pendekatan Holistik: Dukungan psikologis dan nutrisi selama terapi.
Promo: Dapatkan paket skrining genetik + konsultasi onkologi di AHCC
Data Medis & Statistik
- Prevalensi Mutasi BRCA di Indonesia: 1 dari 400 orang (studi lokal 2023).
- Tingkat Kesembuhan di AHCC:
- Stadium Awal: 85-90% dengan kombinasi radioterapi + PARP inhibitor.
- Stadium Lanjut: 50-60% respon positif terhadap imunoterapi.
Mutasi gen BRCA bukanlah vonis, tetapi sinyal untuk lebih waspada! Dengan deteksi dini dan pengobatan tepat di AHCC Surabaya—seperti radioterapi VMAT, kemoterapi target, dan imunoterapi—risiko kanker bisa dikelola dengan baik.
Jangan Tunda! Segera jadwalkan tes genetik dan konsultasi di AHCC Surabaya untuk pencegahan maksimal.